13 Januari, 2012

Paksi Naga Liman

Konsep raja atau sultan sebagai penguasa dan pengayom bagi semesta alam di Cirebon diwujudkan dalam Kereta Paksi Naga Liman. Sebuah kereta yang sangat indah menyerupai kembarannya Kereta Singa Barong. Karya agung Panembahan Losari atau Pangeran Manis yang dikerjakan oleh Ki Natagana alias Ki Gede Kaliwulu ini merupakan gabungan tiga hewan, paksi, naga dan liman. Paksi atau burung melambangkan alam atas atau langit.

Naga menjadi lambang kekuatan alam bawah atau air. Sedangakan Liman atau gajah melambangkan alam tengah atau bumi. Belalai gajah yang erat melibat trisula membawa pesan bahwa raja/sultan harus memiliki cipta, rasa dan karsa setajam bilah trisula. Jadi jelas jika gabungan ketiganya pertanda bahwa si penunggang (Raja/Sultan) adalah tokoh sentral penyeimbang yang mampu mengendalikan setiap unsur kehidupan apa pun, dimana pun. Sebagian berpendapat jika Paksi Naga Liman adalah gambaran keeratan hubungan dengan Mesir sebagai daerah asal usul Syarif Hidayatullah yang dialmbangkan dengan Paksi, Cina sebagai daerah yang pernah mengisi sejarah kehidupan Syarif Hidayatullah yang dilambangkan dengan Naga, dan India sebagai daerah yang banyak memberikan budaya dan agama yang dilambangkan dengan Liman. Ketiga Negara ini sangat erat hungannya dalam niaga dan pertukaran budaya. Syarif Hidayatullah sendiri memperlakukan sama antara pribumi dan pendatang, bahkan pendatang banyak mengambil andil dalam perkembangan budaya Cirebon. Terbukti hingga sekarang Cirebon adalah surga bagi komunitas Tionghoa, Arab dan India.

Tidak ada komentar: