28 Agustus, 2011

Arti Minal 'Aidin wal Faizin bukan maaf lahir batin

Ucapan ini: Selamat Hari Raya Idul Fitri, Taqobalallahu Minnaa wa Minkum, Minal ‘Aidin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir Batin, merupakan ucapan yang biasa disampaikan dan diterima oleh kaum muslimin di hari lebaran baik melalui lisan ataupun kartu ucapan idul fitri. Ada dua kalimat yang diambil dari bahasa arab di sana, yaitu kalimat ke dua dan tiga. Apakah arti kedua kalimat itu? Dari mana asal-usulnya? Sebagian orang kadang cukup mengucapkan minal ‘aidin wal faizin dengan bermaksud meminta maaf. Benarkah dua kalimat yang terakhir memiliki makna yang sama?

PERAN DAKWAH SUNAN GUNUNG JATI

Pusat-pusat perdagangan di pesisir utara, yakni Gresik, Demak, Cirebon, dan Banten sejak akhir abad ke-15 dan permulaan abad ke-16 telah menunjukkan kegiatan keagamaan oleh para wali di Jawa. Kegiatan ini mulai nampak sebagai kekuatan politik di pertengahan abad ke-16 ketika kerajaan Demak sebagai penguasa Islam pertama di Jawa berhasil menyerang ibu kota Majapahit (G...arff, 1976:3). Sejak itu perkembangan Islam di Jawa telah dapat berperan secara politik, di mana para wali dengan bantuan kerajaan Demak, kemudian Pajang dan Mataram dapat meluaskan pengembangan Islam tidak saja ke seluruh daerah-daerah penting di Jawa, tetapi juga di luar Jawa (Ambary, 1999:58).

WASIAT SUNAN GUNUNG JATI

Petatah-Petitih yang berkaitan dengan ketaqwaan dan keyakinan adalah:
Ingsun titipna tajug lan fakir miskin (aku—SGD—titip tajug dan fakir miskin.
Yen sembahyang kungsi pucuke pnah (jika salat harus khusu dan tawadhu seperti anak panah yang menancap kuat).
Yen puasa den kungsi tetaling gundewa (jika puasa harus kuat seperti tali gondewa).
...Ibadah kang tetap (ibadah itu harus terus menerus)
Manah den syukur ing Allah (hati harus bersyuklur kepada Allah)
Kudu ngahekaken pertobat (banyak-banyaklah bertobat).

SEJARAH PERANG KEDONDONG

Syahdan, karena menolak tunduk terhadap tekanan pemerintah kolonial Belanda, Pangeran Raja Kanoman memilih melepaskan takhta kesultanan. Haknya sebagai sultan dilepas begitu saja. Putra mahkota Sultan Kanoman IV itu keluar dari keraton, lalu bergabung dengan rakyat Cirebon yang menentang Belanda.

Alhasil, perlawanan rakyat Cirebon dalam menolak pajak paksa yang diterapkan Belanda kian sengit. Di sana-sini terjadi pemberontakan. Belanda kewalahan menghadapinya dan mengalami kerugian yang sangat besar. Secara materiil, sedikitnya Belanda menderita kerugian 150.000,00 Gulden. Ribuan prajuritnya pun tewas.

PEDATI GEDE PEKALANGAN

Bau harum cendana menyerebak begitu Ibu Taryi (55) Juru Kunci Pedati Gede membuka pintu bangunan seluas 300 m2. Bangunan tersebutlah yang selama ini menjadi “garasi” bagi Pedati Gede Pekalangan yang diberi julukan Ki Gede Pedati. Menurutnya bau harum tersebut berasal dari Pedati Gede, yang berbahan dasar kayu cendana dan kayu jati.

Pedati yang di buat pada masa Pangeran Cakrabuwana ini (1471) memiliki ukuran yang cukup besar. Panjang totalnya mencapai 8,6 m dengan tinggi 3,5 m dan lebar 2,6 m. pedati raksasa ini memiliki enam roda besar dengan berdiameter 2 m dengan panjang jari-jari 90 Cm. ditambah lagi dengan dua buah roda kecil dengan diameter berukuran 1,5 m dan panjang jari-jari 70 Cm.