10 Juli, 2009

Syekh Bayanullah

Seorang ulama besar dari Malaka
Didalam naskah P.Wangsakerta Syekh Bayanullah lahir di Hujung Mendini/Malaka. Sewaktu kecil ia bernama datuk Bayan ia putra dari seorang ulama yang bernama Syekh Datuk Ahmad yang bermukim di Malaka. Pemberian gelar Datuk leluhurnya (kakek syekh bayanullah) yaitu Syekh Datuk Isa berasal dari pemberian Sultan Pasai yaitu Sultan Zaenal Abidin Bahian Syah (1349-1406) dan kemudian dikukuhkan lagi oleh Sultan Malaka yaitu Sultan Megat Iskandar syah (1414-1424).
Ketika remaja Datuk Bayan pergi ketanah Arab untuk menimba ilmu agama kemudian menetap di Mekah sampai menjadi ulama besar disana dan mendapat gelar Syekh Bayanullah. Diceritakan didalam kitab Purwaka caruban Nagari bahwa ketika Pangeran Cakrabuana dan adiknya Nyimas Rarasantang ingin menunaikan ibadah haji atas permohonan gurunya yaitu Syekh Datuk Kahfi mereka berdua tinggal di rumah Syekh Bayanullah dan berguru padanya.
Syekh Bayanullah sendiri adalah adik dari Syekh Datuk Kahfi ulama di pondok Quro di Amparan Jati Caruban. Dalam hubungan kerabat ia masih kehitung family dengan Syekh Abdul Jalil atau lebih di kenal Syekh Lemah Abang, Karena ayah Syekh Bayanullah yaitu Syekh Datuk Ahmad Kakak kandung dari Syekh Lemah Abang yaitu Syekh Datuk Sholeh dan didalam naskah P.Wangsakerta pula mereka semua masih keturunan Ahlulbait Rasulullah.

Kitab Purwaka Caruban Nagari menceritakan bahwa Syekh Bayanullah pulang dari Mekah untuk menemui kakaknya di Amparan Jati maka ia mendapat gelar baru yaitu Syekh Datuk Mahuyun.Ketika di Caruban ia mensyiarkan agamanya dengan berdakwah keberbagai daerah disekitar Caruban yang ketika itu masyarakatnya masih banyak menganut agama Hindu-Budha.
Menurut P.Wangsakerta di Caruban Syekh Bayanullah berdakwah kedaerah Kuningan dan ia mendapat gelar Syekh Maulana Akbar dan membuka pengguron di daerah Kuningan yaitu di tempat yang sekarang menjadi desa Sidapurna yang ketika itu menjadi pusat pemerintahan daerah Kuningan. Disana ia menikah dengan kerabat kerajaan Pajajaran yaitu Nyi Wandansari, putri Surayana. Adapun Surayana adalah putra Prabu Dewa Niskala atau Ningrat Kencana (1475-1482) Raja Sunda yang berkedudukan di Kawali.
Dari pernikahan Syekh Bayanullah dengan Nyi Wandansari beputra Maulana Arifin, Setelah mengajarkan keagamaan di daerah Kuningan, ia juga mendirikan pengguron didaerah sampiran yang masih kekuasaan Caruban Girang sampai wafatnya. Sekarang kompleks makam Syekh Bayanullah berada di desa sampiran kecamatan Talun kabupaten Cirebon. Dan setiap mlam jum’at kliwon banyak peziarah datang dari bebagai daerah untuk mendoakan arwah ulama besar tersebutdan terkadang juga mencari barokahnya.



Daftar Pustaka :
1. Suluk Abdul Jalil “Perjalanan ruhani Syekh Siti Jenar buku 1”
Agus Sunyoto
LKIS
2. Purwaka Caruban Nagari
P.Arya Carbon 1720

3. Sejarah Kuningan “Dari masa prasejarah hingga terbentuknya Kabupaten”
Prof.Dr.Edi S.Ekadjati
Kiblat

4. Masjid Agung Sang Cipta Rasa dan Muatan Mistiknya
T.D.Sujana
Humaniora

Tidak ada komentar: