07 September, 2009

TRADISI UNIK DI BULAN SUCI

Sebagai salah satu daerah yang penduduknya mayoritas beragam Islam, Cirebon punya tradisi unik yang hadir untuk membuat puasa dan Ramadhan semakin berkesan dan tak terlupakan. Salah satunya adalah seni yang bernama Obrok-obrok. Tradisi ini selalu muncul di bulan puasa, untuk membuat masyarakat Cirebon semakin bersemangat dalam menjalani sahur. Melibatkan musik dan tari-tarian, seni ini membuat waktu sahur menjadi ceria dan meriah, walau tanpa meninggalkan kesakralan ibadah yang harus dijalankan.


Alat musik yang dilibatkan di dalam seni ini adalah tambur, rebana, gitar dan bahkan gong, harmonika, gitar bas serta melodi elektronik. Musik yang dibawakan pun tak melulu agamis. Para kelompok Obrok-obrok justru lebih wring membawakan lagu-lagu tarling (gitar suling - red.) khas Cirebon. Jadi bisa dibayangkan betapa serunya saatsaat sahur di kota ini. Mungkin tahun ini, daripada hanya sekedar menikmati Lebaran di Cirebon, ajak keluarga untuk memulai liburan lebih awal dan nikmati saat-saat sahur dengan Obrok-obrok di Cirebon.

Selain Obrok-obrok, kota yang dulu dikenal dengan nama Caruban ini juga memiliki tradisi lain. Dikenal dengan nama Grebeg Syawal, tradisi milik Kesultanan Kanoman Cirebon yang dilaksanakan di saat Lebaran ini merupakan ungkapan syukur dari para sultan, para sesepuh dan kerabat keraton atas terselesaikannya puasa wajib di bulan Ramadhan. Grebeg Syawal dilakukan dengan mengunjungi makam Sunan Gunung Jati yang merupakan tokoh yang sangat dihormati di daerah ini. Grebeg Syawal yang berarti ngiring, dilakukan 7 hari setelah Lebaran dan sepenuhnya diisi dengan pembacaan doa dan tahlilan bagi pejuang agama Islam di daerah Cirebon.

Upacara Grebeg Syawal merupakan salah satu tradisi terpenting dalam pelaksanaan ritual di bulan Ramadhan di Cirebon. Tak aneh bila ritual ini seakan menjadi magnet bagi masyarakat dari berbagai penjuru untuk tak ragu datang berbondong-bondong dan turut menyaksikan ritual Grebeg Syawal yang dihaturkan keluarga keraton kepada Sunan Gunung Jati. Doa dan tahlil kepada Yang Kuasa pun membahana dalam satu kesyahduan yang menenangkan.

Tidak ada komentar: